Senin, 28 Februari 2011

Seorang Sufi Yang Mabuk Cinta Pada Allah

Syaikh Ma’ruf Al Kharqi,
Nama sufi ini tidak terlalu populer, meski sama-sama berasal dari Irak, namanya tak sepopuleh Syekh Abdul Qadir Jailani, Manshur Al-Hallaj, atau Junaid Al-Baghdadi. Dialah Ma’ruf Al-Kharqi, salah seorang sufi penggagas paham cinta dalam dunia Tasawuf yang jiwanya selalu diselimuti rasa rindu yang luar biasa kepada sang Khalik. Tak salah jika ia menjadi panutan generasi sufi sesudahnya. Banyak sufi besar seperti Sarry Al-Saqaty, yang terpengaruh gagasan-gagasannya. Ia juga diangap sebagai salah seorang sufi penerus Rabi’ah Al-Adawiyah sang pelopor mazhab Cinta.
Nama lengkapnya Abu Mahfudz Ma’ruf bin Firus Al-Karkhi. Meski lama menetap di Baghdad, Irak, ia sesungguhnya berasal dari Persia, Iran. Hidup di zaman kejayaan Khalifah Harun Al-Rasyid dinasti Abbasiyah. tak seorangpun menemukan tanggal lahirnya. Perhatikan komentar Sarry As-Saqaty, salah seorang muridnya. “Aku pernah bermimpi melihat Al-Kharqi bertamu di Arasy, waktu itu Allah bertanya kepada Malaikat, siapakah dia? Malaikat menjawab, “Engkau lebih mengetahui wahai Allah,” maka Allah SWT berfirman, dia adalah Ma’ruf Al-Kharqi, yang sedang mabuk cinta kepadaku.”

Ia Berkata (Rumi)

Ia berkata, “Siapa itu  berada di pintu?” Aku berkata, “Hamba sahaya, Paduka.” Ia berkata, “Mengapa kau ke mari?” Aku berkata, “Untuk menyampaikan hormat padamu, Gusti.” Ia berkata, “Berapa lama kau bisa bertahan?” Aku berkata, “Sampai ada panggilan.” Aku pun menyatakan cinta, aku mengambil sumpah Bahwa, demi cinta aku telah kehilangan kekuasaan. Ia berkata, “Hakim menuntut saksi kalau ada pernyataan.” Aku berkata, “Air mata adalah saksiku, pucatnya wajahku adalah buktiku.” Ia berkata, “Saksi tidak sah, matamu juling.” Aku berkata, “Karena wibawa keadilanmu, mataku terbebas dari dosa.” .

Cerita Sufi

PENGALAMAN DISEBERANG PEMIKIRAN
Tidaklah mudah mendefinisikan kehadiran seorang dalam hidup kita lewat sepotong atau sederet kata-kata, sementara kehadirannya sendiri, entah bagaimana membawa begitu banyak perbendaharaan pengalaman. Ada hasrat untuk dekat dalam penyatuan kasih dan sayang yang teramat kuat, bahkan dalam keadaan yang sebenarnya tidak kita inginkan. Ada pemberian yang tak tertakar dan permintaan tak terbatas. Ada semangat, kesadaran, dan pencerahan yang membuat kita seakan kita terlahir kembali sebagai pribadi yang baru. Ada makna yang bisa diambil di belakang peristiwa. Ada pengaduan di serambi rumah Tuhan. Ada air mata, kebahagiaan, sakit, dan segalanya menjadi mungkin. Hanya gambaran, barangkali inilah yang kita temukan manakala kita bermaksud mendefinisikan cinta, dan yang namanya penggambaran, sudah barang tentu memiliki perbedaan. Karena gambaran ini terkait erat dengan masalah kesadaran, pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman masing-masing orang.
Tapi baiklah, mari kita lihat sekelumit gagasan Rumi mengenai gambaran tentang cinta. Meskipun gagasan Rumi tentang cinta terinspirasi bukan dari cinta terhadap makhluk, melainkan cinya kepada Yang Ilahi, namun apa yang dikemukakan Rumi memberikan suatu gambaran puncak dari keajaiban dan kemistisan cinta, baik kepada Yang Ilahi maupun antar makhluk. Cinta dalam pandangan Rumi, merujuk pada peniadaan diri. Cinta yang sesungguhnya adalah jika kita menempatkan Sang Cinta pada sebuah wilayah dimana kita meniadakan apapun selain Sang Kekasih, bahkan diri kita sendiri. Suatu jalan demi menuju dan meraih cinta, sesusah dan semenderita apapun, harus dijalani. Bahkan kemudian, jalan penderitaan itu dianggap sebagai jalan cinta oleh sang pencipta. Sungguh, begitu dalam subjektivitas dari penarikan akan makna ini, seolah-olah tak tertampung oleh hati, tak tumpah dalam bait-bait syair, dan tak kunjung usai meski seribu kebangkitan berlalu. Sehingga yang ada, hadir, dan hidup dalam diri sang pencipta adalah ekstase kemabukan cinta yang menggila, namun bukan berasal dari suatu kegilaan tanpa alasan yang bermakna. Mari kita dengar, apa yang dituturkan Rumi tentang cinta :

Inspirasi Rumi



Ketika aku merasa terpercik tetesan Cinta
Maka sebenarnya keindahan itu telah benar-benar menyelimuti hati
Namun ternyata percikan itu hanya maya
Yang sulit aku gapai karena keterbatasan tanganku
Sungguh Ia benar-benar telah memabukkanku
Meski hanya semu,…. sebelum engkau juga merasakan yang sama
Tuhan….. mungkinkah engkau akan memberi jalan cinta tersebut
Meski jurang yang merintanginya menganga begitu jelas
Ahh….. Semua aku Serahkan Hanya KepadaMu Tuhan
Berharap Engkau bukakan jalan untuk mempertemukanku
Dengan sang pujaan hati.
Api cintalah yang membakar diriku
Anggur cintalah yang memberiku cita hingga jauh ke langit
Pernahkah kau tahu bagaimana pencinta merasakan lukanya ?…
Dengar, dengar alunan lagu sendu penawar kalbu
meski raga seperti tersayat sembilu….ukh… (isnpirasi by Rumi)
Seperti sekuntum mawar aku tersenyum
tak hanya di bibir
sebab aku berada di dalam dirimu
Kau yang datang pada waktu subuh membawa pelita dan membawa terbang hatiku
bawalah cintaku terbang juga, jangan hanya ragaku!
…Jangan bikin cintaku nanar cemburu
jangan kau pisah ia dari hatiku
karena aku tak mampu sendiri Tanpanya ( Isnpirasi by Rumi)
Karena cinta duri menjadi sekuntum mawar
Karena cinta kemalangan menjadi keberuntungan
Karena cinta rumah penjara nampak bagaikan kedai anggur
Karena cinta api berkobar menjadi cahaya menyenangkan
Karena cinta Syetan berubah menjadi bidadari
…Karena cinta duka menjadi riang gembira
Karena cinta singa tidak menakutkan bagaikan tikus
Karena cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan (cuplikan sajak Rumi)
Apabila bunga mawar pergi dan taman lenyap
Maka Kisah Kumbang takkan terdengar lagi
Kekasih adalah segalanya, pencinta ialah tabirnya
Kekasih akan terus hidup, sedangkan pencinta merupakan benda mati
Kalau cinta tak peduli kepadanya,
…Jadilah kumbang tanpa sayap, yang akan terus meratapi dirinya
tanpa mampu menghisap madu sang bunga….ukh….
Bila Kasih sayang Tuhan menyala dalam hatimu, tentu Tuhan telah menyayangimu
Suara tepukan tidak akan terdengar dari tangan yang bertepuk sebelah
Hikmah Tuhan ialah ketentuan dan maklumat bahwa kita adalah pencinta satu dengan yang lain.
Selalu Menikmati Keindahan CiptaanNya
Dan Selalu bersyukur, karena masih bisa menikmatinya
Mungkin …hanya itu yang bisa kunikmati
Indahnya senyummu……
Ah…., biarkanlah diriku lenyap,
memasuki kekosongan, kesunyian
Karena hanya dalam kasunyian itu
terdengar nyanyian cinta paling indah….
Dan diantara tanman indah itu pasti ada rumput liarsebagai gulma,demikian juga dengan kehidupan ini jangan biarkan rumput itu mengganggu keindahan tanaman
Jangan biarkan aku bermimpi terlalu jauh
Hingga merasa tak ada artinya terjaga
salahkah mimpi itu ?…….
Biarkan Rasa itu tetap ada….
nikmati… dan syukuri
karena
tidak semua orang memilikinya

Kata Bijak - Kata Cinta. (Mahabbah - Rabiatul Adawiyah / Sufi)

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.

Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.