Sabtu, 19 Maret 2011

Dzikir & Tawajjuh

Dzikir

Dalam belajar mengamalkan Tarekat itu ada 3 kewajiban penting yang utama, yaitu :
1.       Robithoh
Yaitu menyambungkan rohaniah kita kepada Guru Mursyid. Dengan apa caranya? Antara lain dengan mengucapkan salam secara lisan dan bathin kita, baik yang pendek seperti “Assalamu’alaika yaawaliyulloh”, atau salam yang panjang (sebagaimana pernah diberikan oleh KH. M. Abdul Gaos SM.). Bisa juga dengan membayangkan Guru Mursyid. Apakah tidak syirik? Tidak. Kalau dikatakan syirik membayangkan guru, berarti terbayang-bayang wajah pacar bahkan nasi ketikashalat juga syirik.
Jadi jangan mendefinisikan sesuatu tanpa aturan ta’rif (ilmunya). Kalau kita membuat definisi (ta’rif) ada aturannya dalam ilmu Mantiq, diantaranya suatu definisi itu harus Jamiun, Maniun, Munaqisun, dan Mutholibun. Terus apakah Had Taam atau Had Naqish, Rosam Taam, Rosam Naqish, atau Ta’rif dengan lafadz.
Adapun arti syirik yang sebenarnya adalah menduakan Tuhan. Orang yang ber-robithoh kepada Guru Mursyid itu justru sebagai bukti bahwa dia tawadlu dan tadzallul atau merasa bahwa diri kita ini tidak layak untuk masuk di lingkungan Allah. Siapa orangnya yang merasa layak bergabung dengan Allah? Ibarat kita masuk toko emas, lalu kita menyimpan tahi ayam disamping emas. Apakah pantas? Atau ibarat masuk restoran, menyimpan tahi kerbau dengan rendang, apakah pantas?



Mengapa kita ber-robithoh? Karena para Nabi dan Rasul yang suci serta para Wali yang mulia telah bergabung dengan Allah, lalu datang kita yang jelek dan kotor. Maka para malaikat heran dan bertanya, “Siapa yang jelek dan kotor itu, kok nyelonong?” karena tidak pantas. Saya sering katakan, “Sesungguhnya saya tidak layak bersamamu ya Robbi, tetapi dengan keagungan kekasih-Mu dan keagungan karomah wali-Mu, gabungkanlah saya bersama mereka”. Kalau kita ingin menghadap presiden saja di Istana Merdeka harus ada rekomendasi, karena kita bukan orang sana. Itulah yang dikatakan robithoh.
Oleh karena itu Pangersa Abah mengizinkan untuk direproduksi foto Beliau untuk dimiliki oleh para muridnya sebagai alat robithoh. Berjuta-juta orang dari mana-mana ingin belajar dari Pangersa Abah, dikarenakan tidak ada waktu atau biaya tidak sempat hadir. Lalu mereka bertanya bagaimana rupa Pangersa Abah, dan mereka hanya melihat fotonya. Jadi foto tersebut sebagai alat robithoh. Bahkan saya mendidik anak saya sendiri kalau sakit atau merasa takut untuk mendekap foto Pangersa Abah. Alhamdulillah kami sudah merasakannya.
Apakah berlebihan? Tidak, saya tidak ingin berlebihan dan juga tidak ingin berkekurangan. Dikatakan berlebihan itu apabila menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Kalau manusia seperti Pangersa Abah dikatakan demikian berarti pada tempatnya. Justru kalau tidak demikian berarti berlebihan.
2.       Dzikir
Umpamanya kita ingin menyeberang di Banten dari Merak ke Bakahuni yang lautnya dalam, ombaknya besar, dan sangat berbahaya. Kalau kita ingin menyeberang dengan berenang, tentu harus diperhitungkan terlebih dahulu. Kalau kita tetap nekad, harus kompromi dulu dengan nakhoda kapal agar mau mengulurkan talinya untuk berpegangan. Ketika kita sampai apakah karena berenang atau karena memegang tali? Tentu yang mempercepat sampainya kita karena berpegang pada tali. Itulah yang dinamakan robithoh. Maka ketika akan berdzikir kepada Allah diharuskan berobithoh terlebih dahulu. Dzikir kita itu ibarat berenang dengan gaya batu. Susah sampainya, malah mungkin kita tenggelam. Silahkan berenang dengan Dzikirmu yang banyak, tetapi ingat!! Banyak sekali bahayanya. Agar kita selamat peganglah tali robithoh itu. Dalilnya sudah jelas sekali. “Hai, orang-orang yang beriman. Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu. Dan berrobithohlah serta bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. (Q.S. ‘Ali Imran : 200).
3.       Mujahadah
Artinya berjuang dan berkhidmat. Para Pengurus Yayasan baik pusat atau perwakilan, para mubaligh semuanya adalah berkhidmat.menjadi pengurus itubukan menjadi Raja Ikhwan yang berbuat sewenang-wenang, tetapi justru dalam rangka berkhidmat.
Para ikhwan Singapura sebagai manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Seorang manusia bijak akan mensyukuri kelebihannya serta menyadari kekurangannya. Kelebihannya dilestarikan dan kekurangannya diperbaiki.
Di antara kelebihan para Ikhwan Singapura, khususnya yang dipimpin Ustadz H. Ali Muhammad antara lain:
o        Semangatnya tinggi
o        Ilmunya luas
o        Khidmatnya besar
o        Etos kerjanya tinggi
o        Keikhlasannya tinggi
o        Loyalitasnya tinggi
Ini yang perlu kita tirusebagai studi banding bagi kita semua. Semangat tinggi bukan melamun. Melamun itu adalah menghayal tanpa didasari persyaratan. Juga khidmatnya tinggi seperti dalam membantu pembangunan madrasah serta gedung sekolah madrasah aliyah. Apakah arti orang-orang kaya ? Tidak, diantara penyakit bangsa kita seuka mengandalkan setiapada pembangunan kepada orang kaya. Ini rugi karena mengarahkan orang lain ke surga, malah kita sendiri menuju neraka. Kita ingin selalu ditanggung oleh orang lain sambil mencari sisanya. Itulah penyakit tamak yang harus dipotong dengan dzikrullah. Mereka (Ikhwan Singapura) tidak demikian, kalau ada proyek pembangunan dimusyawarahkan dan dibagi rata di antara para ikhwan. Sampai seorang supirtaxi berani menyumbang Rp. 1.250.000,-. Pernahkah Baitul Maal sekali Manaqib menerima 100 juta ? Sebenarnya mampu. Dari sejumlah perwakilan kalau ada seribu ikhwan saja dikalikan @ Rp. 1000,- maka akan terkumpul satu jutarupiah, lalu dikalikan 50perwakilan menjadi Rp. 50 juta. Pernahkah begitu ? Ini perlu belajar dari Ikhwan Singapura. Singapura itu Negeri Cina, ikhwan TQN banyak terdidik oleh orang-orang Cina dalam hal begitu. Tidak salah kalau Nabi SAW bersabda : “Tuntutlah ilmu itu walaupun sampai ke Negeri Cina”. Karena itu mereka telah mampu mengumpulkan dana selama 5 tahun dengan bantuan barokah dan karomah Pangersa Pangersa Abah untuk merehab mesjid kurang lebih 9 juta Dollar Singapura (Rp. 45 milyar). Dankemarin digunting pita oleh Pangersa Pangersa Abah. Mereka membangun bukan karenakaya, tetapi karena kerja keras. Ustadz.H. Ali muhammad yang sebenarnya Ketua Syariat Nasional Singapura seorang alim dan anak-anaknya sekolahdi Al-Azhar Kairoterjun langsung membuat nasi amal (Briyani). Para Ikhwan Singapura punmempunyai ilmu yang luas. Mengapa perkembangan TQN di sana pesat? Mereka siap dengan ilmunya, semangat belajarnya tinggi. Di tengah-tengah kesibukan sebagai pusat niaga dunia, mereka masih menyempatkan diri belajar Sirrul Asror seminggu sekali di Mesjid Khadijah. Merekapun sangat menghormati ilmu. Berbeda dengan di kita yang selalu menghormati kekuatan. Sehingga yang ada malah ketakutan, padahal orang ketakutan itu otaknya tidak normal dan kecerdasannya menjadi macet. Kita itu kalau menjadi atasan tidak mau mendengar nasehat oranglain, malah selalu ingin menasehati orang lain. Juga mereka mempunyai khidmat yang sangat besar. Kita mengetahui bagaimana besarnya khidmat di sini. Semua didorong untuk berkhidmat tinggi. Khidmatnya yang begitu besar itu adalah merupakan gabungan berpendapatan besar dan berpendapatan yang kecil, tetapi karena semua didorong untuk berkhidmat maka terwujudlah. Bahkan disana setiap rumah itu mempunyai tabungan untuk mesjid. Alangkah indah ikhwan Indonesia kalai ditiap ikhwanmempunyai tabungan )celengan) Rp. 100 saja untuk Baitul Maal setiap hari. Dalam sebulan setiap orang membawa Rp. 3000 ke PP. Suryalaya. Kalau yang datang ke Pondok Pesantren Suryalaya sebanyak 5000 orang, maka akan terkumpul sebesar Rp. 15 juta dalamsebulan. Mari kitapikirkan! Pondok Pesantren Suryalaya tidak akan meminta, tetapi tidak akan menolak kalau diberi. Karena kalau Pangersa Pangersa Abah meminta, maka para muridnya akanberjiwa peminta-minta. Pernah suatu waktu ada seorang nenek-nenek yang ingin sodaqoh kepada Beliau dengan membawa uang Rp. 50,-, lalu jatuh uang tersebut di depan Beliau. Maka Pangersa Pangersa Abah menyuruh untuk mengambilnya kembali. Jadi Beliau memberi semangat kepada orang yang ingin berbuat baik. Coba kalau uang Rp. 50-an itu diberikan kepada PakZezen, mungkin akan dilemparkan karena kita bodoh nilai. Pangersa Pangersa Abah tidak menolak, tetapi tidak meminta-minta. Kalaupun kita berkhidmat itu bagi kita sendiri. Para Ikhwan Singapura juga mempunyai keikhlasan yang tinggi. Terakhir kali Beliau (Ust. H. Ali Muhammad) berbicara kepada saya, “Pak Zezen, yang sulit itu ikhlasnya. Kerjanyamudah tetapi ikhlasnya sangat susah. Sulit sekali menjaga hati orang itu”. Saya menjawab, “Ya Ustadz, boro-boro menjaga hati oranglain, menjaga hatisendiri saja sangat sulit”. Oleh karena itu para tokoh ikhwan, Ketua Yayasan, para mubaligh benar-benar harus pandai menjaga hati orang. Sehingga apabila berbicara demikian, ditimbang dahulu, kira-kira orang lain suka atau tidak. Kita itu belum sampai ke sana, kalau kita mengatakan “bajigur” harus bajigur. Biarkan orang lain mau suka atau tidak, yang penting kata kita “bajigur”, maka harus “bajigur”. Ini menandakan bahwa kita anak buah Mike Tyson yang tidak ingin menang, malah yang penting ingin puas merusak orang lain sehingga telinga orang lainpun digigit. Karena keikhlasan merekalah (Ikhwan TQN Singapura), seorang Perdana Menteri Goh Tok Chong hadir untuk meresmikan Mesjid seraya berkata, “Baru sekarang saya tahu mesjid”. Beliau menyadari dengan adanya ilmu dari Syaikh Mursyid PP Suryalayaitulah, maka ikhwan disana loyalitasnya sangat tinggi. Sehingga para pendeta Kristen, Hindu, Buddha, Yahudi dan agama lainnya hadir dalam peresmian itu. Mudah-mudahan imbasnya sampai ke Indonesia,sehingga berbagai tuduhan terhadap Islam : teroris, ekstrim,radikal, barbar, drakula dan lainnya cepat sirna. Mereka itu sangat memperhatikan TANBIH, antara lain “logor dina liang jarum uleh sereg di buana”. Dalam keadaan sulit apapun tetap dapat melaksanakan tugas, tetap masih bisa eksis (bertahan) mengamalkan TQN , apalagi kalau di negara Muslim. Kalau tikus saja bisa masuk ke lubang kecil, padahal tikus tersebut lebih besar daripada lubang. Disini menunjukkan betapa dalam makna yang terkandung dalam Tanbih. Bisakah kita mencari selubang jarum dan masuk ke dalamnya dalam konteks dakwah ? Jangan sampai karena gangguan sedikit saja berhenti dari dzikir, khotaman dan manaqib, bahkan pensiun. “Pak Zezen dulu disini ramai manaqib,tetapi sekarang setelah wafat Pak Haji anu tidak ada lagi ?”. Ini menunjukkan kita belum mampu gotong royong dan bertanggung jawab bersama. Malah sebaliknya suka mengandalkan orang lain, “makan, pakaian, bahkan transport semuanya dari orang lain, kita tidak kebagian “. Mendidik hal ini tidak mudah. “Ulah sereg di buana”, maknanya kalau kita diberi tugas besar harus mampu. Kalau tidak mampu, tingkatkan kemampuan kita jangan malah menyikut orang lain. Ingat ! yang perlu didakwahi dan diberi kucuran dzikir Tarekat itu seluruh manusia di dunia, dengan mendahulukan orang yang sudah Islam. Kalau kita mempunyai Ikhwan TQN kurang lebih 4 juta harus bersyukur karena untuk mencapai jumlah seperti itu sangat susah, akan tetapi jangan puas hanya sampai disitu. Kita harus terus berupaya meningkatkan diri dan menembus kelompok-kelompok tertentu yang lain. Ini sebagaimana yangdilakukan oleh Ustadz H. Ali Muhammad di Singapura yang memberi keleluasaan kepada orang-orang Bangladesh yang tinggal di Singapura untuk meramaikan mesjid, sehingga setelah selesai sholat merepun ikut berdzikir. Maka tembuslah Dakwah TQN ke Bangladesh.

Tawajjuh

Tawajjuh (menghadapkan diri kepada Allah SWT) terjadi dalam Dzikir Sirri. Dzikir Sirri dilakukan dengan menundukkan kepala dalam-dalam, arahkan ke titik lathifah qalbi di bawah puting susu kiri, memejamkan mata, mengatupkan bibir (kalau perlu lidah pun dilipat ke langit-langit atas agar tak ikut bergetar), lalu rasakan asma Allah menelusup masuk ke qalbu.
Apabila sebelumnya telah melakukan Dzikir Jahri dengan tepat maka pada saat Dzikir Sirri di qalbu akan ada rasa:
* Rasa terbakar, kehangatan yang menjalar dari api cinta dan rindu kepada Allah SWT.
* Rasa tenggelam, terhanyut dalam lautan rahmat Allah SWT, terengkuh dalam pelukan qudrat-Nya dan tertimang dalam buaian iradat-Nya.
* Rasa terguncang, terguncangnya jiwa dan raga oleh getaran qalbu yang berdzikir mengingat Allah (QS. Al-Anfal 8:2).
* Puncaknya adalah air mata kebahagiaan yang mengalir dari taman taqwa di dalam qalbu.

Burung terbang dengan dua sayap...
Ruh melayang dengan dua dzikir: jahri dan sirri


Talqîn Dzikir
Sebagai persiapan untuk dapat berdzikir dengan baik, qalbu dan lathifah-lathifah yang menjadi sensornya harus mengalami tune up atau initiation lebih dulu. Semua perangkat itu harus menjalani proses aktifasi lebih dulu. Itulah yang disebut dengan talqin dzikir.

* Berasal dari kata laqqana (membelajarkan), maka talqiynâ (pembelajaran).
* Talqin Dzikir = Pembelajaran Dzikir:
o Proses ruhaniyah
o Menanamkan bibit dzikir ke dalam qalbu murid
o Menghubungkan qalbu murid dengan qalbu mursyid agar masuk dalam pantauannya.
* Dilakukan oleh wali mursyid (wali pembimbing) yang:
o Taqwa
o Qalbunya dawâm (ajeg) dalam dzikrullah,
o Kuat dalam tawhid,
o Tercahayai oleh nur ilahi.
* Talqin Dzikir dapat mursyid lakukan melalui wakil talqin.

Cermin yang jernih tak perlu sapuan lap,
Qalbu yang jernih tak peduli ucapan lafazh...

Kalau dzikir hanya sebatas mulut,
Bukankah burung beo peniru nomor satu?
Alla…hu, Huwa…, Hu…


Bagaimana cara menghidupkan qalbu? Bagaimana cara menghunjamkan dzikir jahri dari mulut agar tembus menjadi dzikir sirri di dalam qalbu?

“…maka bertanyalah kepada ahli dzikir (bukan ahli fikir! - pen.) jika kamu tidak mengetahui.”
(QS. 16:43)

Ada banyak metode (thariqah) yang digunakan para ahli dzikir, diantaranya metode Qadiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya:

1. Gunakan Dzikir Utama berulang-ulang
2. Lewatkan titik-titik lathifah (sensor) untuk menghunjam masuk ke dalam qalbu
3. Sertakan hentakan/tekanan (dharban) yang kuat
4. Rasakan jangan fikirkan

Titik Sensor (Lathifah)
Dzikir Jahri yang diucapkan dengan mulut harus ditembuskan ke pusat ruh yaitu Qalbu, kalau tidak ia hanya akan menjadi gelombang-gelombang suara yang lepas mengembara di angkasa tanpa menembus alam lâhût dan `arasy Allah. Untuk menembuskannya, saat mulut melafazhkan kalimat Lâ-ilâha-illa-llâh kita jalarkan kalimat tersebut pada titik-titik lathifah/sensor:

1. Lathifah Qalbi
2. Lathifah Ruhi
3. Lathifah Sirri
4. Lathifah Khafiy
5. Lathifah Akhfa
6. Lathifah Nafs
7. Lathifah Qalabi

Pengucapan kalimat Lâ-ilâha-illa-llâh dilakukan dengan suara tegas, dirasakan / dijalarkan dari bawah pusar keatas hingga ubun-ubun, lalu ke sebelah kanan dari titik 2 jari di atas puting susu ke arah titik 2 jari dibawah putting susu, lalu ke sebelah kiri dari titik 2 jari di atas putting susu dihunjamkan ke titik 2 jari di bawah putting susu kiri. Penjalaran dzikir ini diarahkan dengan gerakan kepala ke atas, lalu ke kanan dan ke kiri.

Semua itu dilakukan dengan tekanan/ hentakan yang kuat (dharban) kedalam tubuh hingga terasakan kedalam ruh/jiwa orang yang melakukannya. Lakukan itu berulang-ulang, sebanyak-banyaknya, sehingga terbentuk apa yang disebut the magical power of repetition.

“…dzikirkan olehmu Allah sebanyak-banyaknya.”
(QS. 33:41)

Dalam melakukannya jangan gunakan fikiran, tapi gunakan rasa, karena berdzikir memang bukan berfikir. Allah swt tegas membedakan dzikir dengan fikir di dalam QS. Ali Imran 3:191. Sekali lagi: rasakan, jangan fikirkan!

Manakala dzawq (rasa) di dalam qalbu telah dapat merasakan iman tawhid maka Dzikir Jahri boleh dihentikan dan diganti dengan Dzikir Sirri.

Kadang orang masih penasaran bertanya, sebanyak-banyaknya itu berapa kali? Para ulama dzikir menyatakan sekurang-kurangnya 5 x 33 alias 165 kali. Orang sudah biasa berdzikir 33 kali, lakukanlah Dzikir Jahri ini 5 kali lipatnya sehingga menjadi 165.

Apakah harus tepat sejumlah itu? Tidak harus! The more the better (makin banyak, ya makin baik). Ibarat orang mengaduk adonan kue/roti, adukan itu harus mencukupi hingga adonan mengembang, lalu dibakar di oven. Kalau adukan kurang memadai dan adonan belum mengembang lalu langsung dibakar dengan oven apa jadinya? Bantat. Begitu pula dzikir. Kalau Dzikir Jahri kurang kuat tekanannya, atau kurang banyak pengulangannya, maka ia belum sampai menembus dan menggetarkan qalbu. Kalau langsung dihentikan maka Dzikir Sirri belum terbentuk di qalbu, akibatnya qalbu belum terhubung ke Allah SWT, nikmat dan manfaat dzikir pun tidak tercapai.

Muncul pula pertanyaan mengapa pengarahan jalaran dzikir itu menggunakan gerakan kepala ke atas, ke kanan, lalu ke kiri? Ulama dzikir dalam istinbatnya menarik hikmah dari ayat:

Iblis: “Lalu akan aku datangi manusia dari hadapan mereka, dan dari belakang mereka, dan dari kanan mereka, dan dari kiri mereka…”
(QS. 7:17)

Gerakan dzikir ke atas maksudnya untuk menepiskan iblis yang menyerang dari depan dan belakang, gerakan dzikir ke kanan dan ke kiri untuk menepiskan iblis yang ada di kanan dan kiri.

Ada banyak lafazh dzikir seperti: subhânallâh, alhamdulillâh, allâhuakbar dan lain-lain. Namun menurut Rasulullah s.a.w.:

Dzikir yang paling utama adalah: Lâ-ilâha-illa-llâh
(HR. Ahmad)

Dzikir ini diawali dengan penafian (lâ-ilâha):
- tiada tuhan
- tiada yang didamba
- tiada yang diharap
- tiada yang dicintai
- tiada yang sembah
- tiada yang dipuja
- tiada yang dimuliakan
- tiada yang dijadikan tempat bergantung
- tiada yang disegala-galakan...

lalu disambung dengan peneguhan (illa-llâh):
- kecuali Allah
- hanya Dia

Dengan penafiannya dzikir ini membersihkan manusia dari segala bentuk ‘ketuhanan’ palsu, dengan peneguhannya dzikir ini memantapkan iman di dalam qalbu. Iman yang fluktuatif, selalu naik dan turun, perlu selalu diperbarui sebagaimana kata Rasulullah saw:

Rasulullah s.a.w: “Perbaharuilah selalu imanmu”.
Dikatakan: “Bagaimana kami memperbaharui iman kami?”
Rasul: “Dengan memperbanyak ucapan Lâ-ilâha-illallâh”
(HR. Ahmad)

Pengertian Dzikir

Dzikir berasal dari kata dzakara yang bisa bermakna:

* menyebut-nyebut (dengan mulut); atau
* mengingat, mengenang, merasakan, menghayati (dengan qalbu).
Dzikir Jahri (nyata) dan Dzikir Sirri (rahasia)

“Dan rahasiakanlah (sirri) perkataanmu atau nyatakanlah (jahri); sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada”
(QS. 67:13)

Dzikir Jahri dilakukan mulut dengan menyebut-nyebut bacaan (lafazh):

* Istighfar
* Tasbih
* Tahmid
* Tahlil
* Takbir
* dan lain-lain ayat al-Qur’an atau wirid

Karenanya Dzikir Jahri nyata terdengar suaranya dan nyata terlihat getar bibir mengucapkannya. Bila dilakukan berjamaah suara Dzikir Jahri kadang menggemuruh menimbulkan rasa mencengkam dan rendah di hadapan Allah.

Sesungguhnya bergemuruhnya suara orang berdzikir saat usai shalat fardhu betul-betul terjadi di masa Rasulullah s.a.w. Aku dapat mengetahui orang sudah usai shalat (berjamaah di masjid Nabi) ketika kudengar suara dzikir itu.
(H.S. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad).

Dzikir Sirri tidak menggunakan mulut, melainkan dzawq (perasaan) dan syu`ûr (kesadaran) yang ada di dalam qalbu. Karenanya dzikir ini menjadi tersamar (khafiy) dan hanya pelaku serta Allah s.w.t. saja yang dapat mengetahuinya.

Dalam Dzikir Sirri orang mengingat Allah, merasakan kehadiran Allah, menyadari keberadaan Allah. Di dalam qalbunya tumbuh rasa cinta, rasa rindu kepada Allah, rasa dekat, bersahabat, seakan melihat Allah. Itulah ihsân, dimana dalam ibadahmu kamu merasa melihat Allah, atau setidaknya merasa sedang dilihat oleh Allah s.w.t. Inilah dzikir yang hakiki, sebab hubungan manusia dengan Allah swt tidak terjadi dengan tubuh jasmaninya melainkan dengan qalbunya.

"Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berhubungan dengan manusia melalui qalbunya".
(QS. 8:24)

Saat melakukan dzikir sirri orang mengaktifkan qalbunya mengingat Allah sehingga dirinya on-line (tersambung, wushûl) dengan Allah. Saat itulah terjadi penyerapan nûr ilâhi (divine light) kedalam qalbu sehingga terjadi proses pencerahan (enlightenment).

Nur ilahi yang menembus qalbu akan terpantulkan ke otak yang menjadi pusat kendali tubuh manusia. Mekanisme biokimia dan bioelektrik pada sel-sel otak akan dikendalikan oleh nur ilahi sehingga menimbulkan gelombang-gelombang alpha yang menenteramkan saraf, membangkitkan kreatifitas sekaligus rasa cinta ke sekujur tubuh; menepis rasa takut dan cemas; mengganti kekecewaan dengan harapan, kemarahan dengan kedamaian, malas dengan semangat.

Tersingkaplah tirai kebodohan (kasysyâf), terbukalah wawasan baru, hadir di hadapan taman kehidupan taqwa yang penuh pelangi mahabbah diharumi semerbak ridha ilahi.

Nûr ilâhi mengandung:

* Enerji Maghfirah, yang membakar hangus dosa-dosa di qalbu, menepis sesal, menjungkal kecewa dan malas.
* Enerji Himmah, kemauan kuat yang mendorong orang bekerja keras (work hard) penuh semangat.
* Enerji Hidâyah, petunjuk dan inspirasi kreatif yang mendorong orang bekerja dengan cerdas (work smart).
* Enerji Rahmah, enerji cinta yang mendorong orang bekerja bersama dengan dengan tulus ikhlas (work heart) tanpa pamrih, terbebas dari nista moral.
* Enerji Barâkah, semangat kemulian dan harga diri, kemantapan pribadi yang tangguh mengendalikan hawa nafsu dan godaan iblis.

Maka jangan puas hanya dengan dzikir mulut, tembuskan dzikir kedalam qalbu, getarkan qalbu dengan rasa rindu kepada Allah, getaran yang juga menggoncang sel-sel kelenjar hormon untuk aktif menjaga keseimbangan hormon di dalam tubuh. Hormon adalah pengendali metabolisme tubuh. Dengan dzikir sirri metabolisme akan berjalan lancar alamiah menimbulkan kehangatan dan daya tahan tubuh (immune) terhadap berbagai penyakit.

Hidupkan Qalbu dengan Dzikir Sirri

Menangis Saat Berdzikir

Menangis Saat Berdzikir
by = Ust Wahfiudin

Nikmat sekali kalau kita sedang berzikir bisa menangis. Air mata yang hangat serasa mengalir membasahi dada dan qalbu yang gersang, mencairkan kebekuan perasaan yang sudah jauh dari Allah. Kita pun ikut terguncang jiwa ketika menyaksikan orang yang berdzikir tesedu-sedu. Tetapi sayangnya tangis dan air mata itu tak selalu bisa mengalir keluar. Kadang sudah kita upayakan pun belum mau juga keluar. Apakah karena qalbu kita sudah beku? Atau sudah kebal sehingga gak mempan lagi? Tapi mengapa kegelisahan pun ikut hilang?

Sahabat Abu Bakar ra dikenal sebagai orang yang mudah menangis dalam dzikir dan shalat. Ketika mendengar Nabi menyampaikan ayat tentang telah sempurnya agama Allah diturunkan, beliau tahu masa kerasulan akan segera berakhir, beliau menangis.

Tangis dan air mata
Eskpresi gejolak emosional yang sangat dahsyat, bisa karena kedukaan maupun keriangan. Disertai rona wajah yang memerah, sesenggukan nafas, guncangan pada tubuh bagian atas.

Tangis adalah saluran gejolak emosinal yang sangat rumit, ketika kata-kata tak lagi mampu menampungnya, tangis pun cara tercepat untuk mengembalikan keseimbangan emosional setelah mengalami guncangan yang keras.

* Ada karena taubat, rasa sesal.
* Ada karena kelemahan mental, cengeng.
* Ada juga karena faktor kelenjar air mata.

Ada beberapa kemungkinan orang tak menangis (lagi) dalam dzikir:

* Orang itu memang sudah beku betul perasaannya.
* Tangis sudah tergantikan dengan ketenteraman.
* Mengalalami proses kekebalan, jenuh.


15 komentar:

  1. Maaf sebelumnya, saya sangat kurang pahan dengan robithah itu... banyak hal yg mengganjal dari tulisan yang Anda buat...

    BalasHapus
  2. @Muhammad Zulfiky : anda tidak akan paham klo bukan pengamal toriqhoh, saran saya silahkan cari mursyid,minta petunjuk Allah agar dipertemukan degn Mursyid yg waliyan mursyidan, kamil mukamil...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar to kalau ngak punya thariqat tidak paham nanti tidak ada pembimbing

      Hapus
  3. Hanya yg sudah di tingkat ma'rifat dan pengamal Thoriqoh lah yg tau,, bg yg awam dijamin pusing kepala krn blm mencapai tingkat an tsb

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah dengan robbitoh kita bisa selalu ingat dengan guru kita gurunya guru kita sampai ke Nabi Mohammad SAW..La-illaha-illa-llah

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah saya sudah faham tinggal mempraktekannya thnks purnama sufi tentang teori nya

    BalasHapus
  6. menarik dan izin mengutip... semoga jadi amal shaleh.

    BalasHapus

  7. assalamualaikum
    bagaimana mengetahui hasilnya benar atau salahnya

    terima kasih wassalam

    BalasHapus
  8. Alkhamdulillah terima kasih sekali penjelasannya saya jadi mengerti sekarang..terimakasih purnama sufi

    BalasHapus
  9. Pilih jawaban yg benar.
    1.ketika kita shalat kita menghadap?

    A.menghadap punggung imam.
    B.menghadap punggung makmum karena ada di shaf belakang.
    C.menghadap tembok karena shalat nya di kamar.
    D.menghadap kabah.
    E.menghadap Alloh.
    F. semua nya benar ketika dilakukan pendalaman melalui ilmunya masing masing.syareat nya A,B,C,D.hakekat nya E.

    2.ingatan di dalam fikiran itu akan menimbulkan sensasi pada rasa dan perasan,bgtupun sebaliknya,misal ketika fikiran mengingat wajah seseorang yg kita cintai, tib tiba saja ada rasa bahagia,rindu..atau sedih atau lain nya..
    Nah apabila Ketika kita shalat tiba tiba kita ingat kepada selain Alloh,misal.ingat anak yg sedang sakit,ingat istri yg akan melahirkan,ingat orangtua,ingat utang,ingat mati,ingat pahala,ingat surga.pokok nya ingat apapun yg selain Alloh..apakah hal tersebut termasuk melanggar rukun dan membatalkan shalat dan dapat di golongkan kepada musyrik karena menghadapkan hati kepada selain Alloh ? ..






    Selamat belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada wanita pernah ikut kegiatan seperti ini sampai 4 x guru ujung2 pada nikah siri sama gurunya sendiri.

      Hapus
  10. Alhamdulillah saya bisa faham..semoga ini menjadi jalan untuk lebih dekat dg Alloh swt.amin ya robbal alamin.

    BalasHapus
  11. Do'a setelah tawajjuh nya kok nggak ada

    BalasHapus